Waspada Terhadap Penyakit Jantung Koroner


Orang yang menderita hipertensi mempunyai risiko untuk terserang penyakit jantung koroner. Penderita penyakit ini tidak hanya dari mereka usia lanjut atau orang dewasa, melainkan anak-anak juga sudah mulai terkena penyakit ini. sebagai solusinya adalah pola hidup sehat.


Mungkin sudah banyak yang mengetahui kaitan antara hipertensi dengan penyakit jantung koroner. Tapi, tidak berarti menghentikan langkah para peneliti untuk tetap mengungkapkan keterkaitan antara keduanya. Yang terbaru penelitian dari Cluster Randomized usual Care vs Investigation Assesing Long Term Risk (CRUCIAL) meneliti tentang hubungan dari kedua penyakit itu, khususnya untuk daerah Asia Pasifik dan Indonesia.

Pada penelitian ini, coba dibandingkan oleh CRUCIAL tentang efek dari penurunan risiko terkena penyakit jantung koroner pada penderita yang melakukan pengobatan menggunakan obat dosis tunggal dan penderita yang melakukan pengobatan dengan cara biasa.

Dari hasil penelitian menemukan bahwa ada kolerasi antara jumlah obat yang wajib dikonsumsi penderita dengan kepatuhan kedisiplinan untuk meminum obat sesuai jadwal. Terlihat bahwa penderita yang hanya meminum obat dosis tunggal akan lebih patuh daripada penderita yang meminum banyak jenis obat sehingga pengendalian yang dilakukan terhadap penyakit dapat berjalan lebih baik.

Penyakit jantung dan stroke dapat diturunkan dengan mematuhi jadwal meminum obat dengan tepat waktu. Diungkapkan juga dalam penelitian bahwa risiko penyakit jantung koroner dapat berkurang signifikan 27% terhadap penderita yang meminum satu pil obat dalam kurun waktu satu tahun daripada penderita yang hanya menjalani pengobatan dengan cara biasa.

Pengobatan dengan cara biasa ialah pengobatan yang dilakukan dengan meneruskan obat-obatan yang sudah diresepkan dokter selama ini untuk mengontrol tekanan dalam darah dan kolesterol.

Menurut salah satu peneliti dari CRUCIAL, dr Antonia Anna Lukito SpJP-FIHA, “Adapun kelompok kontrol diberi satu pil amlodipine besylate atau atorvastatin calcium.”

Secara global penelitian CRUCIAL ini dilaksanakan oleh PT. Pfizer pada 19 negara di Timur Tengah, Asia, Amerika Latin dan Eropa. Jumlah responden yang terlibat pun tidak sedikit, kurang lebih sekitar 1.461 pria dan wanita yang mempunyai usia antara 35 sampai 79 tahun.

Responden yang terlibat sudah menderita hipertensi akibat dari faktor risiko seperti kegemukan, merokok, kolesterol dan sebelumnya tidak mempunyai penyakit jantung koroner. Untuk total nilai kolesterol yang dimiliki mereka tidak lebih 250 mg/dl.

Antonia mengatakan, risiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular dimiliki oleh pasien hipertensi, oleh sebab itu mereka harus dapat mengendalikan penyakitnya supaya dapat memperlambat risiko penyakit kardiovaskular dan bahkan melakukan pencegahan terhadap penyakit jantung. Pada intinya, jika tekanan darah dapat turun sekitar 2 mm/Hg sudah dapat mengurangi atau menurunkan risiko terkena penyakit jantung hingga 6% dan penyakit stroke 15% untuk orang yang mempunyai usia antara 40 sampai 70 tahun.

Di Indonesia, penyebab terjadinya kasus kematian paling banyak disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Lonjakan drastis terlihat dari angka kematian yang disebabkan penyakit ini. kita dapat melihat pada tahun 1972 di Indonesia penyakit ini ada di urutan ke 11 yang menyebabkan kematian. Namun pada tahun 1980 terjadi peningktan yang signifikan menjadi urutan ke 3. Tidak hanya itu, penyakit ini umumnya menyerang pria namun sekarang sudah banyak wanita yang terkena.

Menurut Prof Dr Lukman Hakim SpPD KKV, “Wanita yang menopause ketika hormon estrogennya menurun berisiko terkena penyakit jantung koroner seperti pria.”

Ada banyak pemicu yang menyebabkan terjadinya pergeseran ini. banyak disebutkan bahwa gaya hidup modern sebagai faktor yang paling utama. Kita dapat melihat disekeliling kita sudah banyak makanan cepat saji yang dapat dinikmati. Mereka yang menjadi wanita karir, makanan ini merupakan alternatif bagi mereka.

Dengan rutinitasnya yang super sibuk menyebabkan wanita malas untuk berolahraga. Sehingga menyebabkan terjadi penumpukan kolesterol dalam tubuh. faktor terbesar dari risiko penyakit ini adalah kolesterol tinggi, disamping dari beberapa faktor lain seperti obesitas, tekanan darah tinggi, rokok dan alkohol.

Selain pada mereka perempuan modern, diduga risiko penyakit ini juga mengalami peningkatan pada anak-anak yang usianya di bawah 10 tahun. Tapi di Indonesia sendiri belum ada penelitian yang dapat mengkonfirmasikan kasus tersebut.

Lukman menambahkan, “anak gemuk kalau dilihat memang lucu, tapi hati-hati, keadaan ini malah mempercepat terjadinya proses aterosklerosis.”

Lukman menjelaskan, proses penyakit jantung cenderung dimulai sejak dalam masa anak-anak, hal tersebut dinyatakan oleh beberapa dokter anak yang telah melihat fenomena tersebut. Memang sampai sekarang belum ada penelitian yang mampu menyatakan apakah sifatnya global atau kasuistik dari kecenderungan tersebut.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2013 Solusi Kesehatanku. | Waspada Terhadap Penyakit Jantung Koroner | Powered by Blogger.