Pengobatan untuk Depresi Pasca-Stroke

Stroke adalah kumpulan gejala gangguan otak yang terjadi akibat gangguan sirkulasi darah di otak. Penyakit ini menyebabkan kematian terbesar ketiga di dunia. Risiko stroke dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, usia, hipertensi, etnis, diabetes mellitus, penyakit jantung, faktor keturunan, aktivitas fisik, obesitas, diet, hiperkolesterolemia, merokok.


Tiga perempat pasien stroke adalah usia rata-rata 65 tahun atau lebih, tetapi stroke dapat terjadi pada siapa saja dan usia berapa pun. Saat ini banyak peneliti telah menemukan sebuah fenomena bahwa stroke terjadi pada usia yang lebih muda, antara usia 40 tahun dan 50 tahun. Sekitar 10 persen - 27 persen dari 600.000 penderita stroke di Amerika Serikat yang didiagnosis dengan depresi berat dalam waktu satu tahun sejak awal stroke. Dengan 15 persen-40 persen telah mengalami beberapa gejala depresi dalam dua bulan pertama setelah stroke.


Depresi dan Stroke


Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan depresi yang diikuti stroke ditentukan oleh lokasi lesi di otak, fungsi sosial sebelum stroke, riwayat keluarga depresi. Pasien yang menderita depresi, terutama depresi berat setelah selamat stroke, biasanya akan sulit meminta kepatuhan dalam pengobatan. Pasien dapat mengubah kepribadiannya, mudah marah dan sensitif.


Depresi pasca stroke sering dianggap sebagai reaksi tak terelakkan dari stroke dan tidak terdiagnosis.


Ada dua faktor yang menyebabkan depresi pada stroke. Faktor pertama pasien stroke mengalami penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan jalur komunikasi ke otak tersumbat. Penyebab depresi pada pasien stroke adalah ketidakmampuan pasien dalam melakukan sesuatu yang biasanya dilakukan sebelum stroke. Pasien merasa dirinya tidak lagi berguna karena keterbatasan dalam dirinya sendiri, karena disebabkan penyakit.


Pasien lebih sering terkena depresi adalah pasien non-lancar afasia dibandingkan fasih afasia. Meskipun tidak ada hubungan kausal antara depresi dan afasia. Bukti lesi otak yang menyebabkan tidak fasih afasia juga dapat menyebabkan depresi, menjadi bukti hubungan antara non-lancar afasia dan pasca stroke depresi.


Penatalaksanaan Depresi setelah stroke


1. Psikoterapi


Psikoterapi digunakan untuk mencegah kekambuhan  dan menghilangkan keluhan-keluhan yang bersifat psikologis atau perilaku yang tidak wajar. terapi ini dilakukan oleh psikiater secara individu, berpasangan atau dapat juga dengan berkelompok.


2. Terapi Biologik


Jenis terapi ini menggunakan obat-obatan antidepresan, antispikotik dll

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2013 Solusi Kesehatanku. | Pengobatan untuk Depresi Pasca-Stroke | Powered by Blogger.