Bumi, Air dan Kesehatan: Catatan Hari Bumi

Oleh : Fatmah Afrianty Gobel

Apakah anda kenal Daniel Radcliffe? Dia adalah pemeran Harry Potter yang banyak digemari orang sejagat. Aktor Inggris tersebut baru-baru ini terbaring dirumah sakit karena kekurangan air didalam tubuhnya atau biasa disebut dehidrasi. Penyebabnya, aktor tersebut mengalami keracunan makanan ketika mendukung Trevor Project, sebuah lembaga amal dengan misi mencegah bunuh diri bagi kaum muda gay dan transgender di New York. Mungkinkah aktor terkenal bisa kekurangan cairan didalam tubuhnya? Kasus yang menimpa pemeran Harry Potter yang terkena dehidrasi dapat menimpa siapa saja, sekalipun ia orang terkenal. Dari ilustrasi ini kita tahu betapa pentingnya keberadaan cairan didalam tubuh setiap manusia. Merupakan kewajiban manusia untuk melindungi sumber air bersih di lingkungan sekitarnya, dan senantiasa berhemat air.

Saat seperti sekarang ini, cuaca panas menjelang musim kemarau suhu udara bisa mencapai 34-35 derajat celcius yang mengakibatkan tubuh mengeluarkan keringat yang cukup banyak, sehingga tubuh kita rentan terhadap dehidrasi ringan. Anjuran meminum air putih minimal delapan gelas sehari adalah resep sederhana dalam menghindari dehidrasi ringan selain mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, daging dan ikan. Selain itu, sedapat mungkin pada saat berada diluar rumah terhindar dari sengatan matahari secara langsung.

Manusia tidak dapat hidup tanpa air, lebih dari 70% tubuh manusia terdiri dari air. Kekurangan air tubuh 1 persen dapat menimbulkan rasa haus dan gangguan mood; kekurangan air tubuh 2 sampai 3 persen dapat meningkatkan suhu tubuh, rasa haus, dan gangguan stamina; kekurangan air tubuh 4 persen dapat menurunkan kemampuan fisik hingga 25 persen; dan apabila kadar air dalam tubuhnya berkurang sampai 7 persen seseorang bisa pingsan hingga menyebabkan kematian. Kurang minum juga dapat mengakibatkan sejumlah penyakit, antara lain gangguan ginjal dan infeksi saluran kemih (Hardiansyah, 2010)

Penelitian terkini tentang dehidrasi akibat kekurangan air dalam tubuh menyebutkan sekitar separuh orang dewasa dan remaja di Indonesia mengalami dehidrasi ringan atau kekurangan air tubuh pada tingkat ringan. Angka ini diperoleh dari hasil penelitian The Indonesian Hydration Study (Thirst) yang dilakukan melalui pemeriksaan urine di laboratorium terhadap 1.200 sampel di wilayah Jakarta, Lembang, Surabaya, Malang, Makassar, dan Malino. Pemicu terjadinya dehidrasi ringan ini umumnya adalah ketidaktahuan dan kesulitan masyarakat dalam memperoleh air bersih atau air minum. Enam dari sepuluh responden (sekitar 60 persen) dalam penelitian tersebut pun tidak mengetahui bahwa diperlukan air minum yang lebih banyak bagi ibu hamil dan menyusui serta bagi orang yang berada dalam lingkungan dingin.

Hasil penelitian yang lain juga mencatat kejadian dehidrasi ringan pada remaja lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, kejadian dehidrasi ringan pada daerah dataran rendah yang panas lebih tinggi dibandingkan daerah dataran tinggi yang sejuk. Penelitian tersebut dilakukan secara kolaboratif oleh tiga perguruan tinggi, yakni FEMA IPB, FKM UNAIR, dan FKM UNHAS (kompas.com).

Kualitas Air

Sekilas tampaknya cadangan air kita sangatlah tidak terhingga, 75% dari bumi terdiri dari air mulai dari air di lautan, sungai, danau dan sumber-sumber air lainnya yang menutupi sebagian besar muka bumi ini, tapi hanya kurang dari 1% yang merupakan air yang siap digunakan. Krisis air bersih sudah melanda berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Banyak daerah-daerah di Indonesia yang mengalami krisis air bersih yang parah.

Setiap tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi Sedunia, merupakan momentum untuk meingkatkan kepedulian atas ketersediaan air bersih berkualitas yang menunjang kehidupan. Saat ini ketersediaan air bersih kian memprihatinkan, padahal kebutuhan air bersih tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari karena air adalah sumber kehidupan. Kualitas air tanah semakin buruk sehingga tidak memenuhi standard kesehatan untuk diminum, utamanya di kota-kota besar.

Di Jakarta, sungai telah tercemar oleh sampah dan limbah (pabrik dan rumah tangga). Kondisi air tanah yang keruh, salah satu penyebabnya adalah buruknya kondisi air permukaan seperti sungai. Demikian pula kondisi air yang dipasok oleh PDAM berasal dari air sungai dengan kualitas air baku yang sudah sangat buruk, sehingga pihak PDAM dituntut untuk menyediakan air bersih yang memenuhi standar kesehatan melalui sarana pengolahan yang baik. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mewaspadai pembentukan senyawa penyebab kanker dalam air produksi perusahaan air minum di Jakarta yang terjadi karena kualitas bahan baku air yang kian buruk (Liputan6.com).

Sebenarnya langkah sederhana bagi masyarakat di perkotaan agar kualitas air tidak semakin buruk adalah tidak membuang sampah ke sungai atau kanal. Cara tersebut cukup ringan dan relative mudah untuk dilakukan, namun kesadaran individu diantara warga kota masih minim. Langkah kecil tersebut sangat membantu demi kelangsungan generasi yang akan datang. Sedang masyarakat yang berdiam di desa adalah penanaman pohon yang berfungsi sebagai penahan air dan penyerap oksigen.

Kaitannya dengan aksi penanaman pohon, sebenarnya pemerintah telah memiliki program “one man one tree” yang dilanjutkan dengan program penanaman 100 miliar pohon, baik dikota maupun didesa. Bagi struktur kota, keberadaan pepohonan sebenarnya dapat berfungsi sebagai paru-paru kota. Pepohonan berfungsi sebagai filterisasi udara akibat suhu udara yang semakin meningkat. Namun kini tata kota lebih banyak dijejali dengan beton, besi, baja, batu, dan bangunan kaca, hanya sedikit yang dilengkapi dengan ruang terbuka untuk penghijauan. Padahal, keberadaan pepohonan dan ruang hijau terbuka didalam sebuah kota mencerminkan sebagai kota sehat dan indah. Keindahan kota bisa tercipta bila pemerintah kota mampu menghadirkan taman kota dengan berbagai pohon yang bervariasi.

Keberadaan pepohonan di perkotaan dapat juga berfungsi sebagai pengatur iklim mikro, penyerap polusi, jalur satwa, penciri daerah, pengontrol pandangan dan lain-lain. Tentunya harus dibarengi dengan pemilihan jenis pohon dan pengaturan yang tepat. Pepohonan di perkotaan juga memiliki fungsi ekonomis selain fungsi ekologis, misalnya bahan baku pangan, sandang, papan, bahan baku industri.

Pendekatan nonstruktural perlu terus dilakukan demi peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness), bukan sekedar pendekatan regulasi dan berbagai pengaturan. Bentuk-bentuk public awareness, salah satunya adalah peringatan Hari Air Sedunia. Inisiatif peringatan hari air tercetus pada Sidang Umum PBB ke 47 tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Jeneiro Brasil. Setiap tahunnya pada Hari Air Sedunia terdapat tema khusus agar menjadi perhatian bagi warga dunia tentang pentingnya air sebagai sumber kehidupan umat manusia. Sanitasi/kesehatan lingkungan yang baik menjadi sangat penting karena dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit, seperti diare. Dari data yang ada memperlihatkan, kematian yang disebabkan oleh diare telah menelan korban hingga 1,8 juta jiwa setiap tahunnya dengan penyebab utamanya adalah buruknya sanitasi dan rendahnya kualitas kesehatan lingkungan.

Pergeseran nilai air dari benda sosial berubah menjadi benda ekonomi menyebabkan air memiliki nilai strategis. Meski air memiliki dua sisi yang bertolak belakang yakni air dalam jumlah banyak menyebabkan banjir yang merugikan manusia, namun air dalam jumlah sedikit juga dapat menyengsarakan karena menyebabkan kekeringan. Tingginya perhatian masyarakat internasional terhadap nilai strategis air dan sanitasi terlihat dari dimasukkan pelayanan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) sebagai salah satu butir dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang telah menjadi kesepakatan masyarakat internasional sejak tahun 2000.

Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2013 Solusi Kesehatanku. | Bumi, Air dan Kesehatan: Catatan Hari Bumi | Powered by Blogger.